Rabu, 26 November 2014

Jiang Hou Melepas Tusuk Rambut




Cerita Budi Pekerti

Jiang Hou Melepas Tusuk Rambut


Akhir periode masa Dinasti Zhou Barat (1027-771 SM), Kaisar Zhou Li memandang rendah pada pendidikan tata krama yang diwariskan oleh kaisar terdahulu, tamak akan harta merebut keuntungan, memerintah dengan tangan besi, sehingga terjadi revolusi rakyat, Kaisar Zhou Li panik dan melarikan diri ke Negeri Jin.

Pada tahun 827 SM, Kaisar Zhou Li yang telah melarikan diri di tempat pengasingan selama 14 tahun, meninggal dunia di Negeri Jin. Putra Mahkota yang disembunyikan di rumah pejabat penting yang bernama Zhao Gong, dinobatkan menjadi penerus tahta oleh sekelompok pejabat lainnya dan diberi gelar sebagai  Kaisar Xuan. 

Permaisuri Kaisar Xuan adalah putri dari pejabat tinggi Qi bermarga Jiang. Saat masih kanak-kanak, ayahbundanya sangat menitikberatkan pendidikan keluarga pada dirinya, bahkan mengundang ibu guru bermoralitas tinggi untuk mengajarkan etika moral kepada putrinya, maka itu dia bukan saja memiliki wajah yang jelita, namun juga merupakan seorang wanita yang bijak dan berkebajikan, kata-kata yang tidak pantas pasti takkan diucapkannya, hal-hal yang tidak pantas juga takkan dilakukannya.

Kaisar Xuan (kaisar ke-11 Dinasti Zhou yang memerintah dari tahun 828-782 SM) saat baru mulai bertahta, dibawah dukungan Zhao Gong dan rekan-rekannya, pernah rajin menangani urusan negara. Tetapi seiring dengan berlalunya waktu, dia mulai malas, bukan hanya bangun kesiangan, bahkan sering menghabiskan waktu bersama selir-selirnya, akibatnya urusan negara jadi terbengkalai.

Melihat Kaisar Xuan begitu terlena oleh wanita, sang permaisuri bijak yang bernama Jiang Hou, sangat cemas. Dia berpikir : Kaisar Xuan sebagai putra langit, memikul beban tanggung jawab besar untuk menciptakan berkah bagi dunia, tidak dapat mencurahkan segenap perhatian buat rakyatnya, bila dibiarkan berkepanjangan, bukan saja tidak mampu menyelamatkan Dinasti Zhou dari kehancuran, bahkan tak terhindarkan mengulangi lagi kesalahan yang diperbuat oleh Kaisar Zhou Li, hingga akhirnya harus mengubur Negara Zhou yang telah eksis selama beberapa ratus tahun lamanya, sementara dirinya sendiri akan tercatat sebagai orang berdosa di dalam buku sejarah. 

Tempo hari bukankah Kaisar Dinasti Xia karena terlalu terlena oleh wanita akhirnya dihancurkan oleh Shang Tang (pendiri Dinasti Shang), lalu Kaisar Shang Zhou juga oleh karena Daji (selir kaisar terakhir Dinasti Shang yang menurut legenda adalah jelmaan rubah), sehingga harus kehilangan negaranya, akhirnya harus membakar dirinya sendiri? 

Terpikir sampai di sini, Jiang Hou melepaskan tusuk rambutnya dan anting-anting serta segala perhiasan simbol permaisurinya, lalu mengganti pakaiannya dengan pakaian rakyat biasa, lalu berpesan pada ibu gurunya agar melapor pada kaisar : “Adalah hamba sebagai istri tidak memiliki kebajikan dan bakat, sehingga mengakibatkan paduka jadi suka mengumbar nafsu, lalu menjadi kelelahan dan sering terlambat mengikuti rapat pagi serta kehilangan tata krama, akibatnya meninggalkan citra buruk bagi orang lain yang menganggap paduka sebagai kaisar yang suka bersenang-senang dan melupakan moralitas. Begitu terlena dalam pelukan wanita, maka akan terhanyut dalam kehidupan hura-hura, meninggalkan urusan negara, akibatnya para pejabat akan melakukan perlawanan, rakyat mulai mengeluh, sehingga menimbulkan gejolak sosial. Hari ini alasan mengapa negara menyimpan potensi kekacauan, penyebabnya adalah hamba sendiri, maka itu mohon paduka menjatuhkan hukuman pada diriku”.  

Laporan dari ibu guru permaisuri telah membangunkan kaisar dari mimpi berkepanjangan, kaisar merasa amat malu, dia segera bertanya pada ibu guru permaisuri : “Di mana permaisuri sekarang berada?” Ibu guru berkata : “Permaisuri kini ada di lorong panjang, menunggu hukuman yang akan dijatuhkan paduka pada dirinya”.    

Setelah mendengar hal ini, Kaisar Xuan segera beranjak ke lorong panjang, melihat Jiang Hou yang telah melepaskan seluruh perhiasan simbol permaisurinya, mengenakan pakaian rakyat biasa menanti hukuman kaisar yang akan dijatuhkan pada dirinya. Melihat keadaan permaisurinya, Kaisar Xuan merasa amat terpukul, dia sangat menyesal dan juga berterimakasih pada Jiang Hou : “Mana mungkin semua ini adalah kesalahan permaisuri? Semua ini adalah kesalahan beta yang kehilangan moralitas, bukan hanya tidak menangani urusan negara dan mengerahkan segenap kemampuan untuk mempertahankan pemerintahan yang diwariskan oleh kaisar terdahulu, juga tidak tahu bermawas diri pada bahaya laten, membina batin sebagai dasarnya. Hari ini sungguh beruntung ada permaisuri yang mengingatkan diriku, jika tidak demikian maka beta akan menjadi orang berdosa yang sangat malu pada leluhur”.

Setelah Kaisar Xuan menyelesaikan ucapannya, memerintahkan dayang untuk membawa Jiang Hou pulang ke istananya. Sejak itu, kaisar tidak pernah bangun kesiangan lagi, amat tekun dan serius menangani urusan negara, setiap hari bangun lebih awal dan tidur lebih larut. Dalam pembinaan batin, dia lebih bermawas diri, takkan kehilangan kewibawaan sebagai seorang putra langit.

Jiang Hou demi agar Kaisar Xuan tidak diikat lagi oleh urusan wanita, menetapkan peraturan bagi selir yang hendak mendampingi kaisar harus menanti hingga malam larut baru boleh menemui kaisar dan esok paginya begitu ayam berkokok harus segera bangun, bahkan sengaja membiarkan perhiasan yang dipakai selir saling bersentuhan sehingga mengeluarkan bunyi, lalu segera meninggalkan kaisar. Kaisar yang mendengar bunyi perhiasan akan segera bangun.

Dibawah dukungan Jiang Hou dan para pejabat setia, Kaisar Xuan menjadikan tugas untuk mengembalikan kejayaan Dinasti Zhou sebagai tanggung jawabnya sendiri, meneruskan semangat pendidikan tata krama yang diwariskan oleh Kaisar Wen dan Kaisar Wu. Akhirnya setelah menjalani roda pemerintahan selama 45 tahun, bukan hanya mampu memperlambat kejatuhan Dinasti Zhou Barat, bahkan dapat mengembalikan perdamaian seperti sebelum masa pemerintahan Zhou Li, para pejabat negara lainnya juga selalu berkunjung untuk bertemu dengan Kaisar Xuan. Sejarah mencatat satu kurun waktu ini sebagai “Kembalinya kejayaan Dinasti Zhou oleh Kaisar Xuan”.

Jiang Hou yang memiliki kepribadian yang baik dan wajah yang jelita, mengutamakan kepentingan negara, melakukan persiapan terbaik sebelum negara ditimpa petaka yang tak terduga, menunaikan kewajiban sebagai istri  yang baik, dengan kebajikan menggugah hati Kaisar Xuan, mengorbankan kepentingan sendiri demi tujuan mulia, akhirnya dapat mewujudkan “Kembalinya kejayaan Dinasti Zhou oleh Kaisar Xuan”.

Diantara berbagai pendidikan keluarga jaman dulu, “tidak bangun kesiangan”, “mengerjakan pekerjaan rumah” dan “membaca buku karya insan suci dan bijak”, teori dan penerapan dari tiga etika kehidupan ini, bukan hanya merupakan landasan belajar yang ditetapkan oleh ayahbunda terhadap putra putrinya sejak usia dini, bersamaan itu pula juga dapat mengamati kepribadian seseorang, atau ukuran untuk mengukur masa depan dan kejayaan serta kemunduran dari sebuah suku bangsa.

Bila diamati dari perkembangan sejarah, kejayaan atau kemunduran dari sebuah dinasti, penyebabnya selalu saja terletak pada unsur-unsur kecil dalam kehidupan keseharian, dan semua ini terletak dalam genggaman tangan seorang wanita, yang pada akhirnya yang akan menentukan masa depan, kejayaan dan kemunduran dari seorang individu, sebuah keluarga, sebuah organisasi hingga sebuah negara. Orang masa kini tidak boleh meremehkannya.    





姜後脫簪



西周後期,周厲王忽視先王的禮樂教化,貪財爭利,施行暴政,終使平民發生「國人暴動」,周厲王倉皇逃往晉國。

公元前827年,逃亡了十四年的周厲王在晉國去世。隱匿在重臣召公家裡的太子靜被群臣擁立繼承王位,稱為宣王。

宣王的王后是齊侯的女兒姜氏。年幼時,父母對她的家庭教育非常重視,還專請善傳德義的傅母教導訓練,所以她不僅有姣好的容貌,更是一位賢德女子,不合禮之言,必不說,不合禮之事,必不做。

周宣王即位之初,在召公等人的扶持下,曾勤於政事。可是時間一久,他不免有些懈怠,不但早睡晚起,而且還常留在後宮不願離去,延遲上朝聽政。

見宣王如此迷戀女色,賢明的姜後十分擔懮。她想:宣王身為天子,肩負造福天下的重責大任,不能全心於天下百姓,長此以往,非但不能力挽周室的衰落局面,而且難免重蹈周厲王的覆轍,甚至還會葬送掉周朝幾百年的社稷,自己也將成為歷史罪人。當年夏桀不就是由於迷戀妹喜而被商湯討伐滅亡,商紂也是因為妲己而好色誤國,最後落得在鹿臺自焚的下場嗎?

想到這裡,姜後就摘下了頭上的簪子和耳環等象徵王后的飾品,並且換上普通女子的裝束,然後拜託傅母代向宣王稟告說:「是臣妾無德無纔,滋生淫佚享樂之心,以至使君王受累,常常晚朝失禮,給人留下君王好色而忘德的印象。一但迷戀於女色,就一定會窮奢極欲,疏於朝政,由此諸侯叛離,百姓怨聲載道,引起社會的動亂。今天國家存在動亂的潛在因素,根源就是臣妾,所以特請君王治罪於我。」

傅母的稟告,令宣王如夢初醒,慚愧不已,他忙問傅母:「王后現在何處?」傅母回答說:「王后正站在長巷里,等候君王治罪。」

周宣王聽罷遂趕往長巷,看到已脫去王后衣冠,自罰為平民等待發落的姜後。這種引過自責婉諫於君王的婦德,令宣王內心極受震撼,他既悔過又感激地對姜後說:「這怎麼是王后的錯呢?完全是我的失德,不但沒有勵精圖治,全力重整先王創下的基業,更不懂得防微杜漸,以修身為本。如今幸有王后及時提醒,否則我將會成為愧對列祖先王和天下的千古罪人。」

周宣王說完,吩咐隨侍將姜後請回後宮。自此以後,他再也沒有晚起過,對於政事更加勤勉用心,每天早朝晚歸。在修身上,他更是謹小慎微,不失天子威儀。

姜後為了使宣王不再為女色所縛,規定後宮起居內則,侍奉君王者,要等夜色深沈後秉燭而入,一進臥室便要把燭火熄滅。到了雞鳴時分,就馬上起床穿衣,並讓身上的玉配等飾物,相互碰撞發出叮噹的聲音,然後迅速離開。宣王聽到聲音,也就馬上翻身起床。

在姜後和眾臣的輔助下,周宣王以中興周室為己任,繼承文王和武王遺下的禮樂教化精神。最終於執政四十五年的時間裡,不僅有效延緩了西周王朝的快速衰落,而且還恢復到了周厲王前的太平局面,各諸侯國也紛紛來朝見天子。史稱這一時期為「宣王中興」。

《詩經》云:「威儀抑抑,德音秩秩。」又云:「隰桑有阿,其葉有幽,既見君子,德音孔膠。」古人以這樣的詩句,形容女子莊重美好而又清純明淨的德行;併用生長在窪地裡的桑樹之美和黑油油的葉子,來比喻女子對丈夫以色親,以德固的情義。

品貌雙全的姜後,深明大義,以社稷為重,居安思危,恪盡為妻者本分,以德行感化匡輔周宣王,修「小禮」成大事,終至「宣王中興」。

在諸多古德家訓中,「不晏起」、「做家事」和「讀聖賢書」三個生活禮節的教育與落實,不僅是父母為子女從小奠定一生良好習慣的基礎,同時也是考察一個人,或者一個家族未來興衰的標準。

縱觀歷史,無數個人或朝代的命運多舛,起因往往只在一些生活細微之處,而正是這些常掌握在女子手中的「生活細節」,最終決定了一個人,一個家庭,一個團體,甚至一個國家的未來興衰與成敗。今人切不可輕忽。