Rabu, 03 Desember 2014

Cai Xiang Membayar Kaul





Pada masa Dinasti Song, ada seorang pejabat tinggi tersohor yang bernama Cai Xiang (1012-1067). Orangnya setia dan jujur, mengutamakan kepercayaan dari orang lain kepada dirinya, dan lagi dia amat trampil dalam bidang kaligrafi.

Kepribadian dan bakat yang dimiliki Cai Xiang sehingga dipuja oleh orang-orang kelak di kemudian hari, selain usahanya yang tekun juga ada kaitannya dengan pendidikan tata krama yang diperolehnya sejak kecil. Terutama ibunda Cai Xiang, selama ini sangat disiplin dalam mendidik Cai Xiang dengan ajaran insan suci dan bijak jaman dulu, bagaimana memperlakukan orang lain dan menangani urusan, sehingga menanam landasan yang kokoh bagi masa depannya.

Ketika ibunda Cai Xiang masih mengandung Cai Xiang, suatu hari sedang berpergian dan harus melewati sebuah tempat yang disebut Sungai Luoyang dan hendak menyeberang dengan perahu. Pada saat itu bertepatan dengan musim panas, angin laut bertiup kencang. Ketika perahu mulai menyeberang, air sungai masih stabil, ketika perahu berlayar hingga pertengahan sungai, tiba-tiba angin kencang bertiup, perahu terombang-ambing dipukul ombak.

Seluruh penumpang perahu mukanya pucat pasi, karena mereka semakin panik sehingga memperparah goyangan perahu. Ibunda Cai Xiang yang sedang mengandung, meskipun di dalam hatinya amat ketakutan, namun dia tetap berusaha menenangkan diri. Dia menghibur para penumpang lainnya supaya jangan bersedih, jangan panik sehingga kehilangan akal sehat, semakin kritis seharusnya semakin menguatkan semangat untuk lolos dari ancaman bahaya.

Tiba-tiba di atas langit yang berkabut tampak seberkas kilat menyambar, para penumpang mendengar ada suara keras yang muncul di langit : “Jangan melukai cendekiawan Cai, jangan melukai cendekiawan Cai”. Suara ini terdengar sebanyak tiga kali. Para penumpang perahu yang mendengar suara ini, ketika semuanya sedang mengkagumi kejadian yang sungguh menakjubkan itu, angin dan ombak seketika juga berhenti.

Semuanya saling memandangi, tatapan mata mereka seakan-akan sedang bertanya : Siapakah sesungguhnya cendekiawan Cai itu? Dia adalah orang yang berjasa menyelamatkan nyawa kita! Tukang perahu menanyai satu persatu nama penumpangnya, tetapi tidak ada yang bermarga Cai. Ketika sampai giliran ibunda Cai, akhirnya semua orang sudah jelas kebenarannya, semuanya berdecak kagum.

Maka itu ibunda Cai di hadapan para penumpang perahu, mengikrarkan sumpah : “Kelak bila anakku dapat lulus sarjana negara, maka saya akan menyuruhnya untuk mendirikan sebuah jembatan di daerah ini, membantu para penduduk untuk menyeberang”.

Kemudian Ibunda Cai melahirkan Cai Xiang dengan selamat. Cai Xiang sangat pintar, juga tekun untuk mengejar kemajuan, setelah dewasa dia mengikuti ujian dan lulus sarjana negara. Kekaisaran mengangkatnya jadi pejabat, ditugaskan di kampung halamannya Quanzhou, Fujian. Ibunda Cai mempergunakan kesempatan di saat karir putranya sedang berada di puncak, meskipun sumpah yang telah diucapkannya telah berlalu bertahun-tahun, namun dia tidak pernah melupakannya. Karena itu dia mendesak Cai Xiang agar mendirikan jembatan supaya dapat segera memberi manfaat bagi rakyat banyak.

Tetapi Sungai Luoyang berdekatan dengan laut besar, kedalaman airnya sukar diduga, lagi pula dalam sebulan hampir setiap hari terjadi pasang naik.  Saat terjadi pasang, ombak besar menggulung-gulung, kecepatannya juga tinggi, sehingga sulit untuk bekerja. Terkadang baru saja menyiapkan satu bagian pondasi, lalu tiba-tiba muncul pasang besar yang memukul dan merobohkannya, dan jumlah pekerja yang mati tenggelam juga tidak sedikit. Cai Xiang yang melihat proyek yang dirobohkan oleh pasang besar dan para pekerja yang sudah kelelahan dan putus asa, dalam hatinya amat mengasihani mereka, maka itu dia memerintahkan agar pekerjaan ini untuk sementara dihentikan dulu.

Meskipun demikian, Cai Xiang selalu terpikir akan pembangunan jembatan untuk memberi kemudahan bagi rakyat banyak, maka itu dia sengaja mengundang para ahli pekerjaan irigasi yang tersohor baik dari daerah yang dekat maupun jauh, bersama para bawahannya dia menuju ke tepi sungai untuk mengamati susunan tanahnya, menganalisis arah angin dan hubungannya dengan air pasang, kemudian para ahli tersebut serentak menggelengkan kepala, menyarankan Cai Xiang agar membatalkan proyek tersebut, karena pasang yang berasal dari laut adalah takkan pernah berhenti setiap harinya.

Meskipun terkadang kondisi agak stabil, tetapi itupun hanya sehari saja, hingga hari ketiga pasang besar akan terjadi lagi seperti sedia kala; dan jika ingin mendirikan jembatan memerlukan pondasi yang amat kokoh, tetapi walaupun mengumpulkan sejumlah arsitek yang paling berbakat sekalipun, merekrut tukang bangunan yang paling hebat sekalipun, juga harus memerlukan waktu tujuh hari untuk menanam pondasinya.

Setelah mendengar ucapan para ahli, Cai Xiang diam seribu bahasa. Sampai di rumah, ibunda Cai melihat raut wajah putranya yang diliputi kecemasan, lalu menanyakan alasannya. Cai Xiang menjelaskan semuanya kepada sang bunda. Bunda lalu berkata pada putranya : “Leluhur kita memiliki tradisi memberi sesajian kepada Dewa Laut, kamu boleh menulis selembar surat doa pemberitahuan, lalu memilih hari baik pergi ke tepi laut membakar dupa dan surat doa tersebut, dengan tulus memberitahukan seluruh kejadian kepada Dewa Laut, supaya Beliau dapat berempati padamu, menghentikan pasang untuk satu kurun waktu sehingga kamu memiliki waktu yang cukup untuk membangun jembatan”.

Setelah mendengar ucapan ibundanya, Cai Xiang segera melakukannya. Ternyata benar, oleh karena hati Cai Xiang yang sangat tulus untuk memenuhi janji ibundanya, ketulusan dan bakti Cai Xiang telah menggugah Dewa Laut, sehingga menghentikan pasang naik untuk waktu delapan hari ke depan, ini sungguh sulit ditemukan sebelumnya.

Maka itu Cai Xiang segera memerintahkan para pekerja untuk segera memulai proyek pembangunan jembatan, terlebih dulu menanam pondasinya, sisa pekerjaan selanjutnya sudah mudah dan cepat. Tidak lebih dari sebulan kemudian, jembatan sudah selesai dibangun, seluruh penduduk bersukacita, berterimakasih dengan mendalam, Cai Xiang yang telah menciptakan berkah bagi rakyat banyak, namanya tersohor dan tersebar di seluruh pelosok negeri.

Bila kita berbicara tentang bakti, pada umumnya sebagai putra putri akan memberi biaya hidup kepada ayahbundanya, hari libur membawa anak-anak pulang melihat orangtua, ini adalah bakti yang dangkal pelaksanaannya; tanpa mengetahui bahwa sesungguhnya di dalam hati ayahbunda, betapa mereka berharap agar putra putri mereka selalu menelepon supaya orangtua senantiasa tahu kabar buah hatinya; atau di luar bekerja dengan tekun, setia pada perusahaannya, atau mengenai keharmonisan keluarganya, cucu-cucu tumbuh dengan sehat; atau kesehatan tubuh terjaga…….di mata ayahbunda, putra putri yang sedemikian adalah anak berbakti.

Orang jaman dulu berkata, berbakti pada ayahbunda bukan hanya menghidupi mereka saja, namun harus dapat melanjutkan cita-cita ayahbunda yang belum terwujud. Oleh karena putra putri merupakan kelanjutan jiwa ayahbunda, saat ayahbunda telah lanjut usia, yang paling ingin dilihatnya adalah karir keluarga ada yang meneruskannya, keinginannya yang belum terpenuhi dapat diwujudkan oleh putra putrinya. Ini adalah bakti terbesar.

Seorang manusia yang tidak bisa dipercaya, tidak dapat hidup di dalam masyarakat. Seorang manusia yang ingin hidup di dalam masyarakat, selain harus memiliki sebuah ketrampilan, juga harus memiliki kepribadian yang baik sebagai hal yang paling penting. Dan pribadi yang dapat dipercaya merupakan salah satu kebajikan yang indah. Dan orang yang dapat dipercaya adalah dilihat dari ucapannya, apakah dapat dipenuhinya atau tidak.

Cai Xiang dapat mewujudkan niat hati ibundanya, menjadikan janji ibunda sebagai janjinya sendiri, benar-benar telah mengamalkan bakti; dibawah situasi yang mencekam dapat menaklukkan kesulitan, menghapus segala rintangan, berhasil membangun jembatan, menciptakan berkah bagi rakyat, meninggalkan sebuah nama harum yang tercatat di dalam buku sejarah.   








在宋朝,有一位著名的大臣叫蔡襄。他為人忠厚正直,講究信義,而且書法造詣也相當精深。後人論及宋代書法,素有「蘇、黃、米、蔡」四大書家的說法,其中的「蔡」指的就是蔡襄。

蔡襄的人品和才華之所以能為後人稱道,除了他個人的努力外,也與他從小就受到良好的家庭教育有關。尤其是蔡襄的母親,向來就很嚴格地教導蔡襄古聖先賢為人處事的道理,為他以後的發展打下了堅實的基礎。

一次,蔡襄的母親還在懷著蔡襄的時候,要經過一個叫洛陽江的渡頭,坐船過到對岸去。那時正是夏天,海風刮得很盛。剛開始過渡時,江水還比較平穩,就在船隻行到中途的時候,忽然一陣狂風吹起,頓時間波浪大作,水花四濺,船身晃動得非常厲害。

船上的鄉親們臉色大變,大家由於過分的驚慌使得船隻更加搖晃了。蔡襄的母親懷有身孕,內心雖然害怕,但是還是顯得很鎮定。她安慰同船的鄉親們,不要沮喪,不可慌了神沒有主見,越是緊急關頭,越要強作精神,挺過難關。

突然,陰霾密佈的天空中劃過一道閃電,船上的人都聞到空中發出一股強大的聲音:「不要傷害蔡學士,不要傷害蔡學士。」這聲音持續了三遍。船上的人都聽到了,大家正覺得不可思議時,風浪立刻就止住了。

於是大家就慢慢回過神來,大家你瞧瞧我,我瞧瞧你,那眼神似乎都在問:到底誰是蔡學士啊,他可是我們的救命恩人呢!船家就一個挨一個地問,大家都不姓蔡。問到了蔡襄的母親,大家纔知道事情的真相,嘖嘖稱奇。

於是蔡母就當著鄉親們的面,發願說道:「我的兒子以後果真金榜題名做了學士,一定讓他在此地築一座橋,幫助過渡的人。」

後來,蔡母順利生下蔡襄。蔡襄天資聰穎,又勤奮上進,長大了去參加考試,竟然考中了狀元。朝廷給他封了官職,讓他做家鄉泉州地方的長官。蔡母在兒子飛黃騰達以後,雖然時隔多年,卻沒有忘記當初對著眾人許下的願。於是就催促蔡襄在公事之餘加緊力度修造橋梁,以便早日利益百姓。

但是,洛陽江瀕臨大海,水深莫測,而且一月之中,幾乎天天漲潮。潮來時,水霧遮天,波濤滾滾,如萬馬奔騰之勢,很難施工。有時剛剛修好了一部分基座,卻被突如其來的大潮給擊垮了,而同時被大水淹死的工人也不少。蔡襄看著被大潮擊坍的工程和疲憊不堪的工人們,心裡很憐憫他們,就只好下令先停工。

儘管如此,蔡襄還是念念想著修橋利民。因此,他親自請來了遠近聞名的水利專家,帶著自己的隨從們來到江邊勘查地形。

在認真仔細地查看了地形,分析了風向與潮汐間的關係以後,那些專家們都搖著頭,勸蔡襄取消了這項工程,因為海邊潮汐的到來是一天也不停止的。有時候情況稍微好一點,也只能維持一天的歇潮期,到了第三天,大潮就如期而至;而要想修橋,先要夯基,但就算集中了最優秀的建築師,招募了最能幹的工人,也需要七天的時間纔能將基座夯紮實啊。

蔡襄聽了他們的話,就沈默不語。回到家中,蔡母見他分外懮愁,就問他什麼原因。蔡襄如實以告。蔡母就對他說:「我們的先祖有向海神禱告的風俗,你可以擬一份疏文,擇一個好的時日,去海邊進香焚疏,虔誠地把事情的原委告訴海神,讓他體恤你,停止潮汐一段時間,讓你有足夠的時間啟動工程。」

蔡襄聽了母親的話,就照著去做了。果然,因為蔡襄替母親完願的心思非常殷切,海神被他至誠的真心和淳厚的孝心打動了,便停止漲潮達八日之久,這在以前,是很難遇到的。於是,蔡襄就命令工人在這八天裡趕緊動工,先把基梁打好了,然後,修建餘下的工程就快多了。不出一月,橋就落成了,百姓歡慶,對他感恩戴德,蔡襄為民造福的美名也被廣泛流傳。

我們講孝,在通常情況下,以為給父母付點生活費,節假日帶上兒女們回去看看老人家,這就是踐行了孝道;殊不知,在父母的心裡,他們多麼希望兒女們能定時給家裡打個電話,報聲平安;或是在外認真工作,效忠上司;或是夫妻恩愛,家庭和睦,子女健康成長;或是身體強壯,無病痛縛纏……在父母看來,這就是最孝順的兒女了。

古人講到,孝順父母不僅要做到「養其身」,還要能夠「養其志」,就是繼承父母的遺志遺願,完成他們未竟的事業。因為子女是父母生命的延續,父母在晚年,最希望看到的就是家業有後人能夠承傳下去,他生前未了的心願能夠在子女身上實現。這就是盡到最大的孝了。

人無信不立。一個人要在社會上立足,除了有一兩項專業技能外,良好的品德操守是第一重要的。而重信用就是其中的一種美德。《論語》言:「人而無信,不知其可也。大車無輗,小車無軏,其何以行之哉?」又言:「古者言之不出,恥躬之不逮也。」可見,古人對於信用看得是多麼重要,而一個人是否守信用就是看他說的話能否真正做到。
蔡襄能夠不忘母親的心願,時時以母願為己願,真正做到了孝順;他又能替母親完成信義,履行母親當年許下的諾言,這又做到了信;在自然環境很惡劣的情形下,克服困難,排除險阻,修好橋梁,造福利益一方百姓,真是千古史冊留芳名。