Senin, 01 Desember 2014

Kisah Puteri He-zheng



Cerita Budi Pekerti

Kisah Puteri He-zheng

Puteri He-zheng adalah putri dari Kaisar Tang Su-zong (kaisar Dinasti Tang ke-8,  memerintah dari tahun 756-762) yang dilahirkan oleh Permaisuri Zhang Jing. Ketika puteri baru berusia tiga tahun, ibundanya sudah meninggal dunia, sejak itu dia dibesarkan oleh Selir Wei. Puteri He-zheng pintar dan bijak, dia sangat berbakti pada ibunda yang membesarkan dirinya.

Pada saat An Lu-shan melakukan kudeta (An Lu-shan adalah jenderal tersohor pada masa Kaisar Tang Xuan-zong bertahta, sosok ini terkenal dalam Pemberontakan An Shi yang berlangsung pada tahun 755-763), anggota keluarga kekaisaran mengungsi untuk menyelamatkan diri. Kakak Puteri He-zheng, Puteri Ning-guo, suaminya baru saja meninggal dunia. Melihat kakaknya kini sendirian dan tidak memiliki sandaran, hati Puteri He-zheng menjadi sangat bersedih sekali. Pada saat itu situasi sangat genting sekali, bahaya besar mengintai setiap saat, Puteri He-zheng menitip ketiga anaknya di rumah sanak saudaranya, dengan menggunakan kuda miliki suaminya, Liu Tan, dia membonceng kakaknya pergi meninggalkan ibukota dan mengungsi.

Sepanjang perjalanan yang jauh, Puteri He-zheng menempatkan kakaknya duduk di atas punggung kuda, sementara dirinya dan suaminya berjalan kaki, dalam sehari mereka harus menempuh jarak lebih dari seratus li jauhnya,  melewati berbagai penderitaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Mereka mengerahkan segenap usaha untuk menjaga sang kakak, kala kakak merasa haus maka Liu Tan akan segera naik ke atas gunung mencari kayu bakar, menimba air; saat kakak merasa lapar, Puteri He-zheng akan memasak nasi. Sepasang insan itu sehati sejiwa saling bekerjasama supaya sang kakak tidak perlu mengkhawatirkan sandang dan pangan, dengan tenang dapat melewati bencana ini.

Abang sulung Liu Tan memperistri kakak Yang Gui-fei (Yang Gui-fei adalah wanita cantik tersohor pada masa Dinasti Tang, kemudian menjadi selir Kaisar Tang Xuan-zong, dituding sebagai sumber pemborosan dan kemudian dibunuh pada saat terjadinya Pemberontakan An-Shi).

Pada masa akhir pemerintahan Kaisar Tang Xuan-zong, Keluarga Yang oleh karena Yang Gui-fei menjadi selir kesayangan Kaisar Tang Xuan-zong, maka sanak keluarganya menduduki jabatan penting di pemerintahan, sedangkan sikap Puteri He-zheng terhadap Keluarga Yang hanya terbatas hormat dan berusaha menjauhi mereka. Setelah Keluarga Yang mengalami kejatuhan, Puteri He-zheng malah membesarkan anak-anak dari abang dan kakak iparnya, melimpahkan kasih sayang buat mereka, memperlakukan mereka seperti anak kandung sendiri.

Ayah Puteri He-zheng, Kaisar Tang Su-zong, suatu kali jatuh sakit, puteri menjaga di samping ayahandanya. Mengurus makanan dan tempat tinggalnya, hingga hal-hal yang sekecil-kecilnya juga ditanganinya dengan baik. Kaisar amat terharu, menganugerahkan banyak lahan pertanian dan harta benda kepada puteri. Tetapi dia terpikir akan adik perempuannya, Puteri Bao-zhang tidak kebagian harta warisan, maka itu dia bersikeras menyerahkan harta yang diwariskan padanya buat adiknya, akhirnya kaisar menyetujuinya. Puteri Bao-zhang adalah putri yang dilahirkan oleh Selir Wei (bunda yang membesarkan Puteri He-zheng), Puteri He-zheng telah kehilangan ibunda kandung sejak berusia tiga tahun, dia mengenang budi kebajikan Selir Wei yang telah membesarkannya, maka itu terhadap adik tirinya ini, dia begitu perhatian dan menyayangi serta melindunginya.

A Bu-shi berasal dari suku Turkestan (salah satu rumpun Muslim di Xinjiang), oleh karena melakukan sebuah pelanggaran sehingga dihukum mati, istrinya dijadikan dayang di istana. Suatu hari di istana sedang diselenggarakan jamuan makan, kaisar menitahkan agar istri A Bu-shi mengenakan pakaian yang berwarna cerah, lalu mempertunjukkan tari-tarian, ingin meminjam kesempatan ini untuk mempermalukannya.  

Setelah Puteri He-zheng mengetahuinya, dia segera menuju istana dan menasehati ayahandanya : “A Bu-shi adalah orang yang melanggar hukum, istrinya mana layak mendekati paduka? Apalagi dia hanya seorang wanita yang lemah dan tak berdaya, sama sekali tidak pernah berbuat jahat, mohon paduka jangan melakukan hal yang sedemikian”. Kaisar kemudian mengabulkan permohonan putrinya.

Sejak kekaisaran menggalakkan program militernya, kas negara dari hari ke hari semakin menipis, Puteri He-zheng menyumbangkan seluruh penghasilan dari keuntungan usaha dagangnya kepada negara, untuk digunakan di bidang militer.

Kaisar Tang Tai-zong merupakan kaisar ke-9 Dinasti Tang yang memerintah dari tahun 762-779. Kaisar Tang Tai-zong dan Puteri He-zheng adalah abang adik kandung, setelah Tai-zong bertahta, beberapa kali Puteri He-zheng menceritakan pada abangnya tentang penderitaan yang dialami rakyat, pemberontakan An-shi telah membawa kehidupan rakyat ke dalam lembah kesengsaraan, berharap agar kaisar membangun kembali negeri yang sudah terpuruk ini.

Kemudian Dinasti Tubo (Dinasti Tibet) mengerahkan pasukan menyerang ibukota, Puteri He-zheng mengungsi ke wilayah selatan, di tengah perjalanan tiba-tiba dihadang sekelompok bandit. Tanpa gentar Puteri He-zheng malah menasehati para bandit agar kembali ke jalan yang benar, bahkan menjelaskan pada mereka tentang petaka dan keselamatan. Dengan nada bicara yang lembut penuh welas asih, sehingga para bandit jadi tersentuh, memohon pada Puteri agar bersedia menerima mereka sebagai budaknya.

Kaisar Tang Tai-zong kemudian mengetahui bahwa kondisi hidup Puteri He-zheng sedang susah, lalu mengutus gubernur untuk memberi bantuan padanya, namun ditolak oleh sang puteri. Dia tidak sudi menggunakan sesen pun uang milik istana, selama ini dia mencari nafkah sendiri, menambal dan mencuci pakaian, melewati hidup dengan sangat bersahaja, pakaian yang dikenakan anak-anaknya adalah kain kasar.

Kemudian pasukan Dinasti Tubo kembali menyerang Dinasti Tang. Pada saat itu Puteri He-zheng sedang mengandung dan segera akan melahirkan. Meskipun tubuhnya sangat lemah, dia bersikeras hendak masuk ke istana, untuk memberi masukan pada kaisar tentang strategi pertahanan di garis depan. Suaminya, Liu Tan telah bersusah payah menasehatinya, namun Puteri tetap bersikukuh pada pendiriannya dan berkata : “Apakah anda tidak memiliki seorang abang kandung? Ketika abang anda sedang berada dalam situasi berbahaya, apakah anda juga akan menghentikan langkah anda maju ke depan?”

Puteri He-zheng menyeret tubuh yang lemah masuk ke dalam istana, dia mengerahkan segenap sisa tenaganya untuk menjelaskan kepada kaisar tentang strategi pertahanan di wilayah perbatasan. Hari kedua setelah dia melahirkan bayi, Puteri He-zheng meninggal dunia.

Keberanian dan toleransi yang dimiliki oleh Puteri He-zheng, selama kurun waktu dimana peperangan bertebaran dimana-mana, Puteri dengan kehidupan bersahajanya menerangi setiap insan, hatinya senantiasa memikirkan keluarganya, negara dan dunia, memberi perhatian pada rakyat dan negerinya. Sepanjang hidupnya Puteri telah menegakkan moralitas, sehingga dihormati dan dipuji serta dikenang oleh masyarakat dunia sepanjang waktu.      
  




和政敬讓

和政公主,是唐肅宗的女兒,為章敬皇后所生。她三歲時母親就去世了,所以一直是由韋妃撫養長大的。和政公主生性聰明賢惠,侍奉養母非常孝順。

安祿山叛亂,皇族的人紛紛逃難。和政公主的姐姐寧國公主,丈夫剛剛過世,看到姐姐孤苦伶仃、無依無靠,她的內心非常難過。當時情況十分危急,和政公主把自己的三個孩子,寄養在親戚家裡,用丈夫柳潭的馬,載著姐姐離開京城去逃難。

漫漫長路中,公主把姐姐安置在馬上,自己和丈夫一路徒步行走,一天就得走上百里的路,歷經了千辛萬苦。他們盡心盡力地照顧姐姐,姐姐渴了,柳潭就上山撿柴火、挑泉水;姐姐餓了,公主就親自燒火煮飯。二人同心協力,讓姐姐衣食無懮,安然度過了災難。

柳潭的兄長娶楊貴妃之姐為妻,玄宗末年,楊氏家族因貴妃得寵而權傾朝廷,和政公主卻對楊家敬而遠之。等到楊家破敗之後,和政公主親自養育兄嫂的孩子,盡極慈愛,就像對自己的親生兒女一樣。

和政公主的父親唐肅宗有一次生了病,公主隨侍在父親身邊,照顧他的飲食起居,非常細緻周到。皇上深受感動,就賜給她很多田地財產。但是她想到妹妹寶章公主沒有分到田產,所以執意要把這份賞賜讓給妹妹,皇上於是就答應了。寶章是和政公主養母的親生女兒,和政三歲喪母,自幼是由養母韋妃撫養長大的,她感念養母的恩德,對妹妹格外關心愛護。

突厥部落的阿布思,因犯謀逆罪被殺,他的妻子被抓進宮廷當傭人。有一次,宮中舉行宴會,皇上命令阿布思的妻子穿上鮮艷的衣服表演歌舞,想借此羞辱她。和政公主得知後,入宮婉言勸說父皇:「阿布思是個叛逆之人,他的妻子怎有資格接近您?何況她只是個弱女子,自身並沒有犯罪,請求父皇不要這樣做。」皇上於是就答應了。

自從朝廷開始用兵之後,國庫日漸空虛,和政公主把經營貿易所賺取的千萬元資產,捐獻給國家,以補充軍用。

唐代宗與和政公主是同母所生的親兄妹,代宗即位後,公主多次向哥哥進言,講述民生疾苦與國家的盛衰。安史之亂使得民生凋敝,老百姓飽受苦難,希望皇上不要重蹈覆轍。

後來吐蕃進軍京師,公主南下避難,被一群盜賊擋住了去路。和政公主從容不迫地勸說盜賊改過修善,並為他們講述了吉凶禍福的道理。寬和慈愛的言語,使盜賊深受感動,紛紛請求公主收養他們為奴。

代宗皇帝得知公主後來的生活比較拮据,就派節度使去資助她,卻被婉言謝絕了。她不肯取用朝廷一分一厘,自己自力更生,縫補漿洗,過著非常儉樸的生活,孩子們身上穿的都是粗布衣服。

廣德年間,吐蕃再次攻打唐朝。當時和政公主懷有身孕,已經快要臨盆了。雖然身體非常虛弱,她還是決定要進宮,向皇上進獻防禦邊關的建言。丈夫柳潭苦心勸她,公主堅持不肯,她說:「難道你沒有自己的親哥哥嗎?當你的哥哥危急艱難之時,難道你也止步不前嗎?」和政公主拖著虛弱的身體進了宮,她用盡心力,向皇上細細描述了鎮守邊關的對策。第二天她生下孩子之後,就與世長辭了。

和政公主的膽識與器量,是唐王朝飽受創傷之後,一股絕倫超群的強音。在戰火紛飛的歲月中,她力行敦樸而又光彩照人,她心系家、國、天下,關懷百姓與國家。她的一生,盛德之至,讓世人景仰、贊嘆,讓世人追思綿長。